Rabu, 24 November 2010

PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SD



Bilangan Romawi
A. Mengenal Bilangan Romawi

Secara umum, bilangan Romawi terdiri dari 7 angka (dilambangkan dengan huruf) sebagai berikut.
I melambangkan bilangan 1
V melambangkan bilangan 5
X melambangkan bilangan 10
L melambangkan bilangan 50
C melambangkan bilangan 100
D melambangkan bilangan 500
M melambangkan bilangan 1000
Untuk bilangan-bilangan yang lain, dilambangkan oleh perpaduan (campuran) dan ketujuh lambang bilangan tersebut. 

B. Menulis Bilangan Romawi
 Hanya boleh berurutan 3 lambang bilangan yang sama.Ø
Contoh: 3 ditulis III, 30 ditulis XXX, angka 4 tidak boleh ditulis IIII tetapi IV.
 Ketentuan penulisan lambang bilangan romawi:Ø
Apabila angka di sebelah kanan kurang atau sama dengan angka yang di sebelah kiri artinya lambang bilangan itu dijumlahkan.
Contoh:
II artinya 1 + 1 = 2
VI artinya 5 + 1 = 6
VII artinya 5 + 1 + 1 = 7
III artinya 1 + 1 + 1 = 3
XI artinya 10 + 1 = 11
XV artinya 10 + 5 = 15
Apabila angka disebelah kiri kurang dari angka di sebelah kanan bilangan itu dikurangi.
Contoh:
IV artinya 5 – 1 = 4
XL artinya 50 – 10 = 40
IX artinya 10 – 1 = 9
Penulisan lambang bilangan Romawi hanya boleh sebanyak 3 kali berturut-turut.
Contoh:
III = 3 selanjutnya 4 = IV
XLIII = 43 selanjutnya 44 = XLIV
XXX = 30 selanjutnya 40 = XL
XVIII = 18 selanjutnya 20 = XX
XIII = 13 selanjutnya 14 = XIV
XXVIII = 28 selanjutnya 39 = XXXIX
XXIII = 23 selanjutnya 24 = XXIV

C. Menyatakan Bilangan Cacah Sebagai Bilangan Romawi dan Sebaliknya
Contoh:
- Bilangan cacah 8 bilangan Romawinya VIII
- Bilangan cacah 9 bilangan Romawinya IX
- Bilangan cacah 15 bilangan Romawinya XV
- Bilangan cacah 42 bilangan Romawinya XLII
- Bilangan cacah 26 bilangan Romawinya XXVI

D. Menggunakan Bilangan Romawi Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Contoh:
1. Adi mempunyai 80 kelereng, kemudian diberikan kepada adiknya sebanyak 24 buah. Berapa jumlah kelereng Adi sekarang? (tulis dengan lambang bilangan Romawi)
Jawab:
Kalimat matematikanya adalah 80 – 24 = 56
Lambang bilangan Romawi dari 56 adalah LVI
2. 1.496 = 1.000 + 400 + 90 + 6
= 1.000 + (500 – 100) + (100 – 10) + (5 + 1)
= M + CD + XC + VI
= MCDXCVI
Jadi, lambang bilangan Romawi 1.496 adalah MCDXCVI

Selasa, 23 November 2010

PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS III SD

ALAT UKUR
1. METERAN
Meteran digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur panjang, lebar, dan tinggi dari suatu benda atau bangun.
Bentuk dan kegunaan meteran antara lain sebagai berikut:

a. meteran pita
meteran ini digunakan untuk mengukur panjang dan lebar kain


b. meteran rol besar 
meteran rol digunakan untuk mengukur panjang dan lebar tanah.






c. meteran saku (rol kecil)
meteran saku biasanya digunakan untuk mengukur bangun atau benda yang panjangnya kurang dari 10 meter orang yang sering menggunakan alat ini adalah tukang bangunan alat ini dinamakan meteran saku karena dapat dimasukan kedalam saku dan dibawa kemana-mana.
d.Penggaris
penggaris juga merupakan meteran. penggaris digunakan sebagai alat untuk membantu pengukuran dalam proses belajar mengajar
 





 2. NERACA ATAU TIMBANGAN


a. timbangan seperti ini digunakan untuk menimbang berat benda di pasar, pabrik, tempat penggilingan padi, dan lainnya.







b. neraca seperti gambar di samping, digunakan untuk menimbang berat badan bayi. alat ini sering dijumpai di rumah sakit, puskesmas, posyandu, dan rumah bersalin

c. neraca seperti ini biasanya digunakan untuk menimbang perhiasan. aalat ini dijumpai di toko-toko perhiasan.










d. neraca seperti ini biasanya digunakan untuk menimbang berat badan.









 e. neraca atau timbangan seperti ini biasanya digunakan untuk menimbang benda antara 1 kg sampai 5 kg, seperti bumbu dapur, minyak kelapa, beras, gula, dan lain sebagainya. alat ini digunakan dalam perdagangan.


 

3. JAM
jam digunakan untuk mengukur waktu atau lamanya kegiatan.
menurut tampilannya jam dibegakan menjadi dua macam, yaitu:
a. jam analog
yaitu jam yang menampilkan angka 1 sampai 12,
seperti gambar di samping ini








Add caption


b. jam digital
adalah jam yang menampilkan angka-angka pokoknya saja.



PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SD


SIFAT-SIFAT OPERASI HITUNG
1.      Sifat Pertukaran (Komutatif)
      70 + 80 = 80 + 70
      Untuk mengetahui benar atau salah, kerjakan penjumlahan berikut ini:
      70 + 80 =
80 + 70 =
      Apakah hasil penjumlahan itu sama?
      Jika hasilnya sama, maka dapat disimpulkan penjumlahan mempunyai sifat pertukaran (komutatif)
      Rumus sifat pertukaran (komutatif) pada penjumlahan, yaitu:
a + b = b = a

2.      Sifat Pengelompokan (Asosiatif)
      Benarkah penjumlahan 3 bilangan berikut ini?
(15 + 35) + 62 = 15 + (35 + 62)
      Untuk memastikan kebenaran jawabannya, 2 bilangan yang dikurung harus dikerjakan terlebih dahulu
a.       (15 + 35) + 62 = . . . + 62 = . . . .
b.      15 + (35 + 62) = 15 + . . . = . . . .
      Jika hasil penjumlahan a sama dengan hasil penjulahan b, maka benar, hasil penjumlahan 3 bilangan yang dikelompokan adalah sama.
      Jadi, penjumlahan mempunyai sifat pengelompokan
      Rumus sifat pengelompokan yaitu:
(a + b) + c = a + (b +c)

3.      Sifat Penyebaran (Distributif)
  •    Perhatikan operasi hitung berikut ini
a.       20 × (10 + 5) = (20 × 10) + (20 × 5)
b.      20 × ( 10 – 5) = (20 × 10) – (20 × 5)
  •   Jika hasil operasi hitung tersebut adalah benar, maka operasi hitung tersebut mempunyai sifat penyebaran (distributif)
  •   Rumus sifat penyebaran (distributif)
20 × (10 + 5) = (20 × 10) + (20 × 5)

4.      Sifat Penjumlahan Nol (0)
  •   Perhatikan operasi hitung berikut ini:
a.       7 + 0 = 7
b.      45 + 0 = 45
c.       197 + 0 = 197
  •   Suatu bilangan tidak akan berubah harganya, jika ditambah dengan nol
·         Rumus sifat penjumlahan nol yaitu:
a + 0 = a  atau  0 + a = a

5.      Sifat Perkalian dengan Bilangan Nol (0)
  • 3 × 0 = 0 + 0 + 0 = 0 
  •   7 × 0 = 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0+ 0 = 0
Jadi suatu bilangan jika dikalikan dengan nol (0), maka hasilnya sama dengan nol (0) dan berlaku Sifat perkalian dengan bilangan nol (0)

6.      Sifat Perkalian dengan bilangan 1 (Satu)
  •          3 × 0 = 0 + 0 + 0 = 0 
  • 7 × 0 = 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0+ 0 = 0
Jadi suatu bilangan jika dikalikan dengan nol (0)
maka hasilnya sama dengan nol (0) dan berlaku
Sifat perkalian dengan bilangan nol (0)

7.      Sifat Bilangan 1 dalam pembagian 
  •   Untuk setiap bilangan a berlaku:
a : 1 = a, sebab a × 1 = a
a.       35 : 1 = 35
  1. 179 : 7 = 179
  2. 248 : 7 = 248

8.      Sifat bilangan 0 dalam pembagian
  • ·         0 : a = 0       
  • a : 0 = tidak ada atau tidak didefinisikan. 
  •   0 : 0 = tidak melambangkan bilangan tertentu atau tidak didefinisikan.

9.      Sifat Operasi hitung dalam pembagian yang lain
  •    Pembagian tidak mempunyai sifat pertukaran. 
  • Pembagian tidak mempunyai sifat pengelompokan. 
  • Sifat penyebaran pembagian yaitu:
a.       Terhadap Penjumlahan
(a + b) : c = (a : c) + ( b : c)
b.      Terhadap Pengurangan
(a –  b) : c = (a : c) – (b : c)
     
10.  Sifat Tertutup
  •   Himpunan bilangan cacah bersifat tertutup terhadap penjumlahan.
Contohnya:  2 + 5 = 7
2 bilangan cacah
5 bilangan cacah
7 bilangan cacah
  •    Himpunan bilangan cacah tidak bersifat tertutup terhadap pengurangan.
Contohnya :  2 – 5 = –3
2 bilangan cacah
5 bilangan cacah
–3 bukan bilangan cacah
 

Senin, 22 November 2010



J-Rocks adalah band dari Jakarta yang berdiri pada 9 November 2003 dengan personil Iman (vokal, gitar), Sony (gitar), Wima (bass), dan Anton (drum). Aliran band ini adalah Japanese pop/rock. Nama J-rocks sempat menjadi pembicaraan hangat di kalangan pecinta musik Jepang di Indonesia karena nama ini seakan mewakili genre Japanese Rock. Awalnya band ini bernama J-Rockstar, adalah ide dari sebuah stiker bertuliskan Rockstar, dengan harapan suatu saat akan menjadi Rockstar (bintang musik rock). Tambahan huruf "J" di depannya untuk mewakili band itu sendiri dengan alasan J bisa berarti Jepang karena umumnya mereka memainkan J-Music, Jakarta karena mereka berasal dari Jakarta, Jujur dalam bermusik dalam artian memainkan apa yang bener-bener mereka suka dan ingin memainkan musik yang ber-soul (jiwa). Nama J-Rockstar akhirnya disingkat menjadi J-Rocks karena adanya masalah penyebutan, sementara nama J-Rockstars akhirnya menjadi istilah untuk fans / penggemar J-Rocks dan biasa disingkat JRS. Sejak tahun 2008 J-Rocks mulai mengenakam kostum batik dengan desain modern namum tetap dengan dandanan ala harajuku, dan mempromosikan batik kepada kawula muda.